Kamis, 20 Desember 2012

MULTIPLE INTELEGENCY



Kecerdasan Interpersonal, Intrapersonal, Eksistensial

BAB I
PENDAHULUAN

Setiap anak mempunyai warna kecerdasan tersendiri, yang berbeda dari anak lain, bahkan berbeda pula dari saudara sekandungnya. Itulah sebabnya, kita tak bisa menerapkan  pola tindakan yang sama untuk semua anak-anak. Setiap anak sangatlah khusus dan membutuhkan pendekatan yang khusus pula. Anak yang satu tak akan sama dengan anak yang lain.
Menurut Dr. Howard Gardner, ada tujuh kecerdasan dasar, kemudian berkembang menjadi delapan lalu menjadi sembilan. Kecerdasan dasar tersebut lebih sering disebut sebagai kecerdasan majemuk (multiple intelegence). Kecerdasan-kecerdasan tersebut antara lain verbal-linguistik, logika matematika, kinestetik jasmani, visual-spasial, ritmik-musikal, interpersonal, intrapersonal, naturalis, dan eksistensial. Sesungguhnya setiap individu memiliki kecerdasan-kecerdasan di atas, hanya saja komposisinya berbeda-beda bergantung pada jenis masalah atau situasi yang dihadapi. Hal ini menunjukkan bahwa setiap individu memiliki cara yang unik untuk menyerap dan mengaktualisasikan informasi dan pengetahuan.

Pada pembahasan selanjutnya hanya akan dijelaskan mengenai kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan eksistensial. Konsep dasar kecerdasan interpersonal adalah kemampuan memahami dan berinteraksi secara efektif dengan orang lain, kemampuan berempati, dan kemampuan mengatur orang lain. Sedangkan kecerdasan intrapersonal konsep dasarnya adalah kemampuan individu untuk memahami dirinya sendiri, menggunakan pengetahuannya untuk mengembangkan diri. Konsep dasar kecerdasan eksistensial adalah kemampuan individu untuk menjawab persoalan-persoalan terdalam eksistensi atau keberadaan manusia. Untuk lebih jelasnya, akan dibahas pada bab berikutnya.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Kecerdasan Interpersonal

Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk berhubungan dengan orang – orang disekitar kita. Kecerdasan ini merupakan kemampuan untuk memahami dan memperkirakan perasaan, tempramen, suasana hati, maksud dan keinginan orang lain, dan menanggapinya secara layak. Kecerdasan ini memungkinkan kita untuk membangun kedekatan, pengaruh, pimpinan dan membangun hubungan dengan masyarakat[1].
Kecerdasan interpersonal bukanlah sesuatu yang dilahirkan bersamaan dengan lahirnya individu, tetapi lebih tepatnya sesuatu yang harus dikembangkan melalui pembinaan dan pengajaran. Oleh karena itu, waktu terbaik untuk mulai membangun kecerdasan interpersonal anak adalah ketika dia masih muda.
Kecerdasan interpersonal juga sering disebut sebagai kecerdasan sosial, selain kemampuan menjalin persahabatan yang akrab dengan teman, juga mencakup kemampuan seperti memimpin, mengorganisir, menangani perselisihan antarteman, memperoleh simpati dari peserta didik yang lain, dan sebagainya[2].
Tanda–tanda kecerdasan interpersonal yang rendah[3] :
1.      Tidak suka berbaur atau berteman dengan anak-anak lain.
2.       Lebih suka menyendiri.
3.       Menarik diri dari orang lain khususnya selama acara tertentu seperti pesta.
4.       Merebut dan mengambil mainan  dari anak lain.
5.       Memukul dan menendang anak-anak lain dan secara teratur terlibat dalam perkelahian.
6.       Tidak suka bergiliran.
7.       Tidak suka berbagi dan sangat  posesif akan mainannya.
8.       Menjadi agresif dan berteriak-berteriak ketika dia tidak mendapatkan apa yang dia inginkan.
Indikator kecerdasan interpersonal yang tinggi :
1.      Berteman dan berkenalan dengan mudah.
2.      Suka berada di sekitar orang lain.
3.      Ingin tahu mengenai orang lain dan ramah terhadap orang  lain.
4.      Menggunakan bersama mainannya dan berbagi permen dengan teman-temannya.
5.      Mengalah kepada anak-anak lain.
6.      Mengetahui bagaimana menunggu gilirannya selama bermain.
Aktivitas untuk meningkatkan kecerdasan interpersonal[4]:
1.      Memahami perasaan orang lain.
2.      Berteman.
3.      Bekerja dengan orang lain.
4.      Mengungkapkan kasih sayang.
5.      Belajar mempercayai orang lain.
6.      Belajar menyelesaikan masalah atau perselisihan kemasyarakatan (penyelesaian konflik).
Stimulasi awal yang dapat diberikan pada anak untuk mengasah kecerdasan interpersonal[5] :
1.      Mengajak anak bermain bersama keluarga.
2.      Mendorong anak bergaul dengan teman sebaya.
3.      Melatih anak untuk merancang kegiatan bersama.
4.      Melatih anak berpendapat.

B.     Kecerdasan Intrapersonal
Kecerdasan intrapersonal adalah kecerdasan mengenai diri sendiri. Kecerdasan ini adalah kemampuan untuk memahami diri sendiri dan bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri. Orang-orang yang berkecerdasan intrapersonal tinggi cenderung menjadi pemikir yang tercermin pada apa yang mereka lakukan dan terus menerus membuat penilaian diri.
Kecerdasan intrapersonal selalu bersentuhan dengan pemikiran, gagasan, dan impian suatu individu dan individu juga memiliki kemampuan untuk mengarahkan emosinya sendiri sedemikian rupa untuk memperkaya dan membimbing kehidupannya sendiri. 
Anak-anak dengan kecerdasan intrapersonal memang cenderung sensitif, itu karena mereka memiliki tingkat kepekaaan yang tinggi terhadap hal-hal disekitarnya. Anak-anak intrapersonal juga cenderung memiliki perasaan bersalah yang lebih besar, ini sebenarnya karena mereka memiliki kemampuan reflektif yang cukup baik[6].
Pentingnya kecerdasan intrapersonal :
1.      Mengembangkan pengembangan yang kuat mengenai diri yang membimbingnya kepada kestabilan emosional.
2.      Mengendalikan dan mengarahkan emosi.
3.      Mengatur dan memotivasi diri.
4.      Bertanggung jawab atas kehidupan diri sendiri.
5.      Mengembangkan harga diri yang tinggi yang merupakan dasar bagi keberhasilan.
Stimulasi awal yang dapat diberikan pada anak untuk mengasah kecerdasan intrapersonal[7]:
1.      Menyediakan waktu khusus bagi anak untuk sendirian.
2.      Mendorong anak menceritakan perasaannya.
3.      Melatih anak untuk membuat catatan pribadi.
4.      Memotivasi anak belajar mandiri.
5.      Mendorong anak merancang target.


C.    Kecerdasan Eksistensial

Kecerdasan eksistensial adalah kemampuan seseorang untuk menjawab persoalan-persoalan terdalam eksistensi atau keberadaan manusia. Orang tidak puas hanya menerima keadaanya, keberadaanya secara otomatis, tetapi mencoba menyadarinya dan mencari jawaban yang terdalam. Pertanyaan itu antara lain :
a.       Mengapa aku ada,
b.      Mengapa aku mati,
c.       Apa makna dari hidup ini,
d.      Bagaimana kita sampai ke tujuan hidup.
Intelegensi ini tampaknya sangat berkembang pada banyak filusuf, terlebih filusufeksistensialis yang selalu mempertanyakan dan mencoba menjawab  persoalan eksistensi hidup manusia. Filusuf-filusuf seperti Sokrates, Plato, Al-Farabi, Ibnu Sina, Al-Kindi, Ibnu Rusyd, Thomas Aquinas, Descartes, Kant, Sartre, Nietzsche termasuk mempunyai intelegensi eksistensial tinggi.
Anak yang menonjol dengan intelegensi eksistensial akan mempersoalkan keberadaanya ditengah alam raya yang besar ini. Mengapa kita ada di sini? Apa peran kita di dalam dunia yang besar ini? Mengapa aku ada di sekolah, ditengah teman-teman, untuk apa ini semua? Anak yang menonjol di sini sering kali mengajukan pertanyaaan yang jarang di piirkan orang, termasuk gurunya sendiri. Misalnya, tiba-tiba ia bertanya, “ manusia semua akan mati? Kalau semuanya akan mati, untuk apa aku hidup? “
Kecerdasan  eksistensial dapat diwujudakan dengan mengajak siswa mempertanyakan soal keberadaanya. Misalnya, dalam topik evolusi, mengajak siswa untuk mempersoalkan apakah kejadian manusia dan kita ini juga melalui evolusi tersebut? Dalam topik keadilan, siswa diajak untuk mempertanyakan apakah situasi ketidakadilan itu sesuai dengan hidup manusia dan membantu manusia untuk sampai ke tujuanya? Banyak-banyak membaca buku agama, filsafat, dan buku-buku rohani dapat membantu mengembangkan kecerdasan eksistensial[8].
Ciri-ciri individu yang memiliki kecerdasan eksistensial[9]:
a.       Mempertanyakan hakekat segala sesuatu
b.      Mempertanyakan keberadaan peran diri sendiri di alam atau dunia
c.       Kalau bekerja sering bicara dengan diri sendiri.
d.      Lebih tenang dan menguasai diri
e.       Lebih cenderung mengutamakan kepentingan keyakinan atau agama
f.       Mampu menempatkan diri di setiap situasi dan lingkungan
Kecerdasan eksistensial dibagi  dalam dua dimensi , yaitu dimensi internal dan dimensi eksternal.

a.       Dimensi internal
Dimana seseorang harus menyadari jatidirinya sendiri. Seseorang harus paham dengan sebenar-benarnya siapakah dirinya, apa yang di inginkanya, apa tujuan yang hendak dicapai, sebatas mana kemampuanya dan mampu menempatkan dirinya di tempat yang tepat sesuai dengan kemampuan dan tingkatanya.
b.      Dimensi eksternal
Dimana seseorang mampu mengetahui dan menyadari segala sesuatu di sekelilingnya dan menganggap keberadaannya. Sesuai dengan tingkatanya masing-masing, sehingga tidak terjadi permasalahan  mendalam dan ketersinggungan.

D.    Gambaran Pembelajaran Interpersonal, Intrapersonal, dan Eksistensial dalam Matematika

            Cara belajar terbaik siswa yang memiliki kecerdasan interpersonal adalah dengan berhubungan dan bekerja sama. Dalam belajar perkalian, pertama-tama guru mengajari konsep dasar perkalian melalui berbagai cara seperti di atas, kemudian siswa diminta untuk mengajarkannya kepada teman yang lain. Beri siswa beberapa gambar dan usulkan supaya siswa menyelenggarakan kompetisi gambar kelompok di setiap kelompok mereka. Buat permainan papan dari map karton dan gambarkan sebuah jalan berliku dengan spidol dan tuliskan problem tabel perkalian (misalnya, 3 x 5 = ?) di atas kotak-kotak terpisah.
            Siswa yang memiliki kecenderungan kecerdasan jenis ini paling efektif belajar ketika diberi kesempatan untuk menetapkan target, memilih kegiatan mereka tulis, dan menentukan kemajuan mereka sendiri melalui proyek apa pun yang mereka minati.
Siswa-siswa ini memotivasi diri sendiri. Beri mereka kesempatan untuk belajar sendiri, dengan kecepatan yang mereka tentukan sendiri, dan melakukan proyek serta permainan individu. Dalam belajar perkalian, guru membiarkan siswa untuk bekerja sendiri dalam memecahkan sebuah problem kelompok. Berilah siswa kunci jawaban untuk memeriksa jawabannya, buku latihan beserta jawabannya, atau program komputer untuk mempelajari tabel perkalian sendiri. Berilah siswa kesempatan untuk bekerja sesuai dengan kecepatannya sendiri, biarkan ia memeriksa jawabannya ketika memerlukannya, dengan demikian ia bisa langsung memperoleh masukan mengenai kemajuannya dalam memahami perkalian.
Siswa yang memiliki pemikiran eksistensial cenderung tidak puas hanya menerima keadaannya, keberadaanya secara otomatis, tetapi mencoba menyadarinya dan mencari jawaban yang terdalam. Misalnya, dalam pembelajaran matematika, seorang anak yang memiliki kecerdasan ini dia selalu menanyakan untuk apa belajar matematika, lalu apa manfaatnya untuk kehidupan sehari-hari.

















BAB III
KESIMPULAN

Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk berhubungan dengan orang – orang disekitar kita. Kecerdasan ini merupakan kemampuan untuk memahami dan memperkirakan perasaan, tempramen, suasana hati, maksud dan keinginan orang lain, dan menanggapinya secara layak. Kecerdasan ini memungkinkan kita untuk membangun kedekatan, pengaruh, pimpinan dan membangun hubungan dengan masyarakat.
Kecerdasan intrapersonal adalah kecerdasan mengenai diri sendiri. Kecerdasan ini adalah kemampuan untuk memahami diri sendiri dan bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri. Orang-orang yang berkecerdasan intrapersonal tinggi cenderung menjadi pemikir yang tercermin pada apa yang mereka lakukan dan terus menerus membuat penilaian diri.
Kecerdasan eksistensial adalah kemampuan seseorang untuk menjawab persoalan-persoalan terdalam eksistensi atau keberadaan manusia. Orang tidak puas hanya menerima keadaanya, keberadaanya secara otomatis, tetapi mencoba menyadarinya dan mencari jawaban yang terdalam.










DAFTAR PUSTAKA

Lwin, Maw, Adam Khoo, Kenneth Lyen, Caroline Slim. Cara Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan. 2004. Jakarta: PT. Indeks
Tim Pustaka Familia. Warna-warni Kecerdasan Anak dan Pendampingnya. 2006. Yogyakarta: Kanisius
http://ayahbundacerdas.com/2010/10/multiple-intelligences-kecerdasan-eksistensial/
http://wahyubramastyo.blogdetik.com/2010/07/28/sekilas-mengenai-kecerdasan-intrapersonal






[1] Lwin, Maw, Adam Khoo, Kenneth Lyen, Caroline Slim, Cara Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan, (Jakarta: PT. Indeks, 2004), hal 197
[2] http://belajarpsikologi.com/pengertian-kecedasan-interpersonal-menurut-para-ahli/
[3] Lwin, Maw, dkk, Cara Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan, (Jakarta: PT. Indeks, 2004), hal 205
[4] Lwin, Maw, Adam Khoo, Kenneth Lyen, Caroline Slim, Cara Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan, (Jakarta: PT. Indeks, 2004), hal 206-224
[5] Tim Pustaka Familia, Warna-warni Kecerdasan Anak dan Pendampingnya, (Yogyakarta: Kanisius, 2006), hal 80
[6]   http://wahyubramastyo.blogdetik.com/2010/07/28/sekilas-mengenai-kecerdasan-intrapersonal/
[7] Tim Pustaka Familia, Warna-warni Kecerdasan Anak dan Pendampingnya, (Yogyakarta: Kanisius, 2006), hal 80
[8]  http://ayahbundacerdas.com/2010/10/multiple-intelligences-kecerdasan-eksistensial/