Kecerdasan Interpersonal, Intrapersonal, Eksistensial
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap anak mempunyai warna
kecerdasan tersendiri, yang berbeda dari anak lain, bahkan berbeda pula dari
saudara sekandungnya. Itulah sebabnya, kita tak bisa menerapkan pola tindakan yang sama untuk semua
anak-anak. Setiap anak sangatlah khusus dan membutuhkan pendekatan yang khusus
pula. Anak yang satu tak akan sama dengan anak yang lain.
Menurut Dr. Howard Gardner, ada tujuh kecerdasan dasar, kemudian
berkembang menjadi delapan lalu menjadi sembilan. Kecerdasan dasar tersebut lebih
sering disebut sebagai kecerdasan majemuk (multiple intelegence). Kecerdasan-kecerdasan
tersebut antara lain verbal-linguistik, logika matematika, kinestetik jasmani,
visual-spasial, ritmik-musikal, interpersonal, intrapersonal, naturalis, dan
eksistensial. Sesungguhnya setiap individu memiliki kecerdasan-kecerdasan di
atas, hanya saja komposisinya berbeda-beda bergantung pada jenis masalah atau
situasi yang dihadapi. Hal ini menunjukkan bahwa setiap individu
memiliki cara yang unik untuk menyerap dan mengaktualisasikan informasi dan pengetahuan.
Pada pembahasan selanjutnya hanya
akan dijelaskan mengenai kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal,
dan kecerdasan eksistensial. Konsep dasar kecerdasan interpersonal adalah
kemampuan memahami dan berinteraksi secara efektif dengan orang lain, kemampuan
berempati, dan kemampuan mengatur orang lain. Sedangkan kecerdasan
intrapersonal konsep dasarnya adalah kemampuan individu untuk memahami dirinya
sendiri, menggunakan pengetahuannya untuk mengembangkan diri. Konsep dasar
kecerdasan eksistensial adalah kemampuan individu untuk menjawab
persoalan-persoalan terdalam eksistensi atau keberadaan manusia. Untuk lebih jelasnya, akan dibahas pada bab berikutnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk berhubungan dengan
orang – orang disekitar kita. Kecerdasan ini merupakan kemampuan untuk memahami
dan memperkirakan perasaan, tempramen, suasana hati, maksud dan keinginan orang
lain, dan menanggapinya secara layak. Kecerdasan ini memungkinkan kita untuk
membangun kedekatan, pengaruh, pimpinan dan membangun hubungan dengan
masyarakat[1].
Kecerdasan interpersonal bukanlah sesuatu yang dilahirkan bersamaan
dengan lahirnya individu, tetapi lebih tepatnya sesuatu yang harus dikembangkan
melalui pembinaan dan pengajaran. Oleh karena itu, waktu terbaik untuk mulai
membangun kecerdasan interpersonal anak adalah ketika dia masih muda.
Kecerdasan
interpersonal juga sering disebut sebagai kecerdasan sosial, selain
kemampuan menjalin persahabatan yang akrab dengan teman, juga mencakup
kemampuan seperti memimpin, mengorganisir, menangani perselisihan antarteman,
memperoleh simpati dari peserta didik yang lain, dan sebagainya[2].
Tanda–tanda kecerdasan interpersonal yang rendah[3] :
1.
Tidak
suka berbaur atau berteman dengan anak-anak lain.
2.
Lebih suka menyendiri.
3.
Menarik diri dari orang lain khususnya selama
acara tertentu seperti pesta.
4.
Merebut dan mengambil mainan dari anak lain.
5.
Memukul dan menendang anak-anak lain dan
secara teratur terlibat dalam perkelahian.
6.
Tidak suka bergiliran.
7.
Tidak suka berbagi dan sangat posesif akan mainannya.
8.
Menjadi agresif dan berteriak-berteriak ketika
dia tidak mendapatkan apa yang dia inginkan.
Indikator kecerdasan interpersonal yang tinggi :
1.
Berteman
dan berkenalan dengan mudah.
2.
Suka
berada di sekitar orang lain.
3.
Ingin
tahu mengenai orang lain dan ramah terhadap orang lain.
4.
Menggunakan
bersama mainannya dan berbagi permen dengan teman-temannya.
5.
Mengalah
kepada anak-anak lain.
6.
Mengetahui
bagaimana menunggu gilirannya selama bermain.
Aktivitas untuk
meningkatkan kecerdasan interpersonal[4]:
1.
Memahami
perasaan orang lain.
2.
Berteman.
3.
Bekerja
dengan orang lain.
4.
Mengungkapkan
kasih sayang.
5.
Belajar
mempercayai orang lain.
6.
Belajar
menyelesaikan masalah atau perselisihan kemasyarakatan (penyelesaian konflik).
Stimulasi awal yang dapat diberikan pada anak untuk mengasah
kecerdasan interpersonal[5] :
1.
Mengajak
anak bermain bersama keluarga.
2.
Mendorong
anak bergaul dengan teman sebaya.
3.
Melatih
anak untuk merancang kegiatan bersama.
4.
Melatih
anak berpendapat.
B.
Kecerdasan Intrapersonal
Kecerdasan intrapersonal adalah
kecerdasan mengenai diri sendiri. Kecerdasan ini adalah kemampuan untuk
memahami diri sendiri dan bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri.
Orang-orang yang berkecerdasan intrapersonal tinggi cenderung menjadi pemikir
yang tercermin pada apa yang mereka lakukan dan terus menerus membuat penilaian
diri.
Kecerdasan intrapersonal selalu
bersentuhan dengan pemikiran, gagasan, dan impian suatu individu dan individu
juga memiliki kemampuan untuk mengarahkan emosinya sendiri sedemikian rupa
untuk memperkaya dan membimbing kehidupannya sendiri.
Anak-anak dengan
kecerdasan intrapersonal memang cenderung sensitif, itu karena mereka memiliki
tingkat kepekaaan yang tinggi terhadap hal-hal disekitarnya. Anak-anak
intrapersonal juga cenderung memiliki perasaan bersalah yang lebih besar, ini
sebenarnya karena mereka memiliki kemampuan reflektif yang cukup baik[6].
Pentingnya kecerdasan intrapersonal
:
1.
Mengembangkan
pengembangan yang kuat mengenai diri yang membimbingnya kepada kestabilan
emosional.
2.
Mengendalikan
dan mengarahkan emosi.
3.
Mengatur
dan memotivasi diri.
4.
Bertanggung
jawab atas kehidupan diri sendiri.
5.
Mengembangkan
harga diri yang tinggi yang merupakan dasar bagi keberhasilan.
Stimulasi awal yang dapat diberikan
pada anak untuk mengasah kecerdasan intrapersonal[7]:
1.
Menyediakan
waktu khusus bagi anak untuk sendirian.
2.
Mendorong
anak menceritakan perasaannya.
3.
Melatih
anak untuk membuat catatan pribadi.
4.
Memotivasi
anak belajar mandiri.
5.
Mendorong
anak merancang target.
C. Kecerdasan
Eksistensial
Kecerdasan eksistensial adalah kemampuan seseorang untuk menjawab persoalan-persoalan terdalam eksistensi atau keberadaan manusia. Orang tidak puas
hanya menerima keadaanya, keberadaanya secara otomatis, tetapi mencoba menyadarinya dan mencari jawaban yang terdalam. Pertanyaan
itu antara lain :
a.
Mengapa aku
ada,
b.
Mengapa aku
mati,
c. Apa makna dari hidup ini,
d.
Bagaimana
kita sampai ke tujuan hidup.
Intelegensi
ini tampaknya sangat berkembang pada banyak filusuf, terlebih
filusufeksistensialis yang selalu mempertanyakan dan mencoba menjawab
persoalan eksistensi hidup manusia. Filusuf-filusuf seperti Sokrates, Plato,
Al-Farabi, Ibnu Sina, Al-Kindi, Ibnu Rusyd, Thomas Aquinas, Descartes, Kant,
Sartre, Nietzsche termasuk mempunyai intelegensi eksistensial tinggi.
Anak yang menonjol dengan intelegensi eksistensial
akan mempersoalkan keberadaanya ditengah alam raya yang besar ini. Mengapa kita
ada di sini? Apa peran kita di dalam dunia yang besar ini? Mengapa aku ada di
sekolah, ditengah teman-teman, untuk apa ini semua? Anak yang menonjol di sini
sering kali mengajukan pertanyaaan yang jarang di piirkan orang, termasuk gurunya
sendiri. Misalnya, tiba-tiba ia bertanya, “ manusia semua akan mati? Kalau
semuanya akan mati, untuk apa aku
hidup? “
Kecerdasan
eksistensial dapat diwujudakan dengan mengajak siswa mempertanyakan soal keberadaanya.
Misalnya, dalam topik evolusi, mengajak siswa untuk mempersoalkan apakah
kejadian manusia dan kita ini juga melalui evolusi tersebut? Dalam topik
keadilan, siswa diajak untuk mempertanyakan apakah situasi ketidakadilan itu
sesuai dengan hidup manusia dan membantu manusia untuk sampai ke tujuanya? Banyak-banyak
membaca buku agama, filsafat, dan buku-buku rohani dapat membantu mengembangkan
kecerdasan eksistensial[8].
Ciri-ciri individu yang memiliki kecerdasan eksistensial[9]:
a.
Mempertanyakan
hakekat segala sesuatu
b.
Mempertanyakan
keberadaan peran diri sendiri di alam atau dunia
c. Kalau bekerja
sering bicara dengan diri sendiri.
d.
Lebih tenang
dan menguasai diri
e.
Lebih
cenderung mengutamakan kepentingan keyakinan atau agama
f. Mampu
menempatkan diri di setiap
situasi dan lingkungan
Kecerdasan eksistensial dibagi dalam dua dimensi , yaitu dimensi internal dan dimensi eksternal.
a.
Dimensi internal
Dimana
seseorang harus menyadari jatidirinya sendiri. Seseorang harus paham dengan sebenar-benarnya
siapakah dirinya, apa yang di inginkanya, apa tujuan yang hendak dicapai, sebatas
mana kemampuanya dan mampu menempatkan dirinya di tempat yang tepat sesuai
dengan kemampuan dan tingkatanya.
b.
Dimensi
eksternal
Dimana
seseorang mampu mengetahui dan menyadari segala sesuatu di sekelilingnya dan
menganggap keberadaannya. Sesuai dengan tingkatanya masing-masing, sehingga
tidak terjadi permasalahan mendalam dan ketersinggungan.
D.
Gambaran Pembelajaran Interpersonal, Intrapersonal, dan Eksistensial dalam Matematika
Cara belajar terbaik siswa yang memiliki kecerdasan interpersonal adalah dengan berhubungan dan bekerja sama. Dalam belajar perkalian, pertama-tama guru mengajari konsep dasar perkalian melalui berbagai cara seperti di atas, kemudian siswa diminta untuk mengajarkannya kepada teman yang lain. Beri siswa beberapa gambar dan usulkan supaya siswa menyelenggarakan kompetisi gambar kelompok di setiap kelompok mereka. Buat permainan papan dari map karton dan gambarkan sebuah jalan berliku dengan spidol dan tuliskan problem tabel perkalian (misalnya, 3 x 5 = ?) di atas kotak-kotak terpisah.
Siswa yang memiliki kecenderungan kecerdasan jenis ini paling efektif belajar ketika diberi kesempatan untuk menetapkan target, memilih kegiatan mereka tulis, dan menentukan kemajuan mereka sendiri melalui proyek apa pun yang mereka minati. Siswa-siswa ini memotivasi diri sendiri. Beri mereka kesempatan untuk belajar sendiri, dengan kecepatan yang mereka tentukan sendiri, dan melakukan proyek serta permainan individu. Dalam belajar perkalian, guru membiarkan siswa untuk bekerja sendiri dalam memecahkan sebuah problem kelompok. Berilah siswa kunci jawaban untuk memeriksa jawabannya, buku latihan beserta jawabannya, atau program komputer untuk mempelajari tabel perkalian sendiri. Berilah siswa kesempatan untuk bekerja sesuai dengan kecepatannya sendiri, biarkan ia memeriksa jawabannya ketika memerlukannya, dengan demikian ia bisa langsung memperoleh masukan mengenai kemajuannya dalam memahami perkalian.
Siswa yang memiliki pemikiran eksistensial
cenderung tidak puas hanya menerima keadaannya, keberadaanya secara otomatis, tetapi
mencoba menyadarinya dan mencari jawaban yang terdalam. Misalnya, dalam pembelajaran matematika, seorang
anak yang memiliki kecerdasan ini dia selalu menanyakan untuk apa belajar
matematika, lalu apa manfaatnya untuk kehidupan sehari-hari.
BAB III
KESIMPULAN
Kecerdasan interpersonal adalah
kemampuan untuk berhubungan dengan orang – orang disekitar kita. Kecerdasan ini
merupakan kemampuan untuk memahami dan memperkirakan perasaan, tempramen,
suasana hati, maksud dan keinginan orang lain, dan menanggapinya secara layak.
Kecerdasan ini memungkinkan kita untuk membangun kedekatan, pengaruh, pimpinan
dan membangun hubungan dengan masyarakat.
Kecerdasan intrapersonal adalah
kecerdasan mengenai diri sendiri. Kecerdasan ini adalah kemampuan untuk
memahami diri sendiri dan bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri.
Orang-orang yang berkecerdasan intrapersonal tinggi cenderung menjadi pemikir
yang tercermin pada apa yang mereka lakukan dan terus menerus membuat penilaian
diri.
Kecerdasan eksistensial adalah kemampuan seseorang untuk menjawab persoalan-persoalan terdalam eksistensi atau keberadaan manusia. Orang tidak puas
hanya menerima keadaanya, keberadaanya secara otomatis, tetapi mencoba menyadarinya dan mencari jawaban yang terdalam.
DAFTAR PUSTAKA
Lwin, Maw, Adam Khoo, Kenneth Lyen, Caroline Slim. Cara
Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan. 2004. Jakarta: PT. Indeks
Tim Pustaka Familia. Warna-warni Kecerdasan Anak dan
Pendampingnya. 2006. Yogyakarta: Kanisius
http://ayahbundacerdas.com/2010/10/multiple-intelligences-kecerdasan-eksistensial/
http://wahyubramastyo.blogdetik.com/2010/07/28/sekilas-mengenai-kecerdasan-intrapersonal
[1] Lwin,
Maw, Adam Khoo, Kenneth Lyen, Caroline Slim, Cara Mengembangkan Berbagai
Komponen Kecerdasan, (Jakarta: PT. Indeks, 2004), hal 197
[2]
http://belajarpsikologi.com/pengertian-kecedasan-interpersonal-menurut-para-ahli/
[3] Lwin,
Maw, dkk, Cara Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan, (Jakarta: PT.
Indeks, 2004), hal 205
[4] Lwin,
Maw, Adam Khoo, Kenneth Lyen, Caroline Slim, Cara Mengembangkan Berbagai
Komponen Kecerdasan, (Jakarta: PT. Indeks, 2004), hal 206-224
[5] Tim Pustaka
Familia, Warna-warni Kecerdasan Anak dan Pendampingnya, (Yogyakarta:
Kanisius, 2006), hal 80
[6] http://wahyubramastyo.blogdetik.com/2010/07/28/sekilas-mengenai-kecerdasan-intrapersonal/
[7] Tim
Pustaka Familia, Warna-warni Kecerdasan Anak dan Pendampingnya,
(Yogyakarta: Kanisius, 2006), hal 80
Tidak ada komentar:
Posting Komentar