BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin
medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’, atau
‘pengantar’. Dalam bahasa Arab, media disebut wasail betuk jama’ dari wasilah
yakni sinonim al-wasth yang artinya juga ‘tengah’. Kata ‘tengah’ itu
sendiri berarti berada di antara dua sisi, maka disebut juga sebagai
‘perantara’ (wasilah) atau yang mengantarai kedua sisi tersebut. Karena
posisinya berada di tengah ia bisa juga disebut sebagai pengantar atau
penghubung, yakni yang mengantarkan atau menghubungkan atau menyalurkan sesuatu
hal dari satu sisi ke sisi lain. Jadi, media adalah perantara atau pengantar
pesan dari pengirim kepada penerima pesan.[1]
Berikut beberapa pendapat mengenai pengertian media:
1.
Gerlach
dan Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar
adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa
mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini,
guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus,
pengertian media dalam proses belajar menganjar cenderung diartikan sebagai
alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan
menyusun kembali informasi visual atau herbal.
2.
AECT
(Association of Education and Communication Technology, 1977) memberi
batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan
pesan atau infiormasi.
3.
Di
samping sebagai sistem penyampai atau pengantar, media yang sering diganti
dengan kata mediator menurut Fleming adalah penyebab atau alat yang
turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya. Dengan istilah mediator,
media menunjukkan fungsi atau perannya, yaitu mengatur hubungan yang
efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar-siswa dan isi pelajaran. Di
samping itu, mediator dapat pula mencerminkan pengertian bahwa setiap
sistem pembelajaran yang melakukan peran mediasi, mulai dari guru sampai kepada
peralatan paling canggih, dapat disebut media.
4.
Heinich,
dan kawan-kawan (1982) mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang
mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi, seperti televisi, film,
foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan
sejenisya adalah media komunikasi. Apabila media itu membawa pesan-pesan
atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud
pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran.
5.
Hamidjojo
dala Latuheru (1993) memberi batasan media sebagai semua bentuk perantara yang
digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyetor ide, gagasan , atau
pendapat, sehingga ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai
kepada penerima yang dituju.
6.
Gagne
dan Brings (1975) secara implisit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi
alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi, materi pengajaran,
yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, film, slide(gambar bingkai),
foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer.
7.
Di
pihak lain, National Education Association memberikan definisi media sebagai
bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio-visual dan peralatannya;
dengan demikian, media dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, atau dibaca.
Berdasarkan beberapa pendapat tentang
media tersebut, secara umum media pembelajaran dapat didefinisikan sebagai
komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung meteri instruksional
di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.[2] Sedangkan
dari sumber lain mengatakan bahwa media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan
dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif
di mana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.[3]
Dalam kegiatan belajar mengajar,
sering pula pemakaian kata media pembelajaran digantikan dengan istilah-istilah
seperti alat pandang-dengar, bahan pengajaran (instrusional material),
komunikasi pandang-dengar (audio-visual communication), pendidikan alat
peraga pandang (visual education), teknologi pendidikan (educational technology), alat peraga
dan media penjelas.[4]
2.2. Pentingnya Media Pembelajaran
Dengan adanya media pembelajaran maka tradisi lisan dan tulisan
dalam proses pembelajaran dapat diperkaya dengan
berbagai media
pembelajaran. Dengan tersedianya media pembelajaran, guru pendidik dapat menciptakan
berbagai situasi kelas, menentukan metode pengajaran yang akan dipakai dalam
situasi yang berlainan dan menciptakan iklim yangemosional yang sehat diantara
peserta didik. Bahkan alat/media pembelajaran ini selanjutnya dapat membantu
guru membawa dunia luar ke dalam kelas. Dengan demikian ide yang abstrak dan
asing (remote) sifatnya menjadi konkrit dan mudah dimengerti oleh peserta
didik. Bila alat/media pembelajaran ini dapat di fungsikan secara tepat
dan proforsional, maka proses pembelajaran akan dapat berjalan efektif.
Dalam pembelajaran, alat atau media pendidikan jelas
diperlukan. Sebab alat/ media pembelajaran ini memiliki peranan yang besar dan
berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pendidikan yang diinginkan.
2.3. Ciri-ciri
Media Pembelajaran
Gerlach dan Ely (1971) mengemukakan tiga ciri media yang merupakan
petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh
media yang mungkin guru tidak mampu (atau kurang efisien ) melakukannya.
a. Ciri Fiksatif (Fixative Property)
Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan,
melestarikan, dan merekonstuksi suatu peristiwa atau objek. Suatu peristiwa
atau objek dapat diurut dan disusun kembali dengan media seperti fotografi,
video tape, audio tape, disket komputer, dan film. Suatu objek yang telah
diambil gambarnya (direkam) dengan kamera atau video kamera dengan mudah dapat
direproduksi dengan mudah kapan saja diperlukan. Dengan ciri fiksatif ini,
media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang terjadi pada satu
waktu tertentu ditransportasikan tanpa mengenal waktu.
Ciri ini amat penting bagi guru
karena kejadian-kejadian atau objek yang telah direkam atau disimpan dengan
format media yang ada dapat digunakan setiap saat. Peristiwa yang kejadiannya
hanya sekali (dalam satu dekade atau satu abad) dapat diabadika dan disusun
kembali untuk keperluan pembelajaran. Prosedur laboratorium yang rumit dapat
direkam dan diatur untuk kemudian direproduksi berapa kali pun pada saat
diperlukan. Demikian pula kegiatan siswa dapat direkam dan direkam untuk
kemudian dianalisis dan dikritik oleh siswa sejawat baik secara perorangan
maupun secara kelompok.
b. Ciri Manipulatif (Manipulative Property)
Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media
memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat
disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik
pengambilan gambar time-lapse recording. Misalnya, bagaimana proses larva
menjadi kepompong kemudian menjadi kupu-kupu dapat dipercepat dengan teknik
rekaman fotografi tersebut. Di samping dapat dipercepat, suatu kejadian dapat
pula diperlambat pada saat menayangkan kembali hasil suatu rekaman video.
Kemampuan media dari ciri manipulatif memerlukan perhatian sungguh-sungguh karena apabial terjadi kesalahan dalam
pengaturan kembali urutan kejadian atau pemotongan bagian-bagian yang salah,
maka akan terjadi pula kesalahan penafsiran yang tentu saja akan membingungkan
dan bahkan menyesatkan sehingga dapat mengubah sikap mereka ke arah yang tidak
diinginkan.
c. Ciri Distributif (Distributive Property)
Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian
ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut
disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif
sama mengenai kejadian itu. Dewasa ini, distribusi media tidak hanya terbatas
pada satu kelas atau beberapa kelas pada sekolah-sekolah di dalam suatu wilayah
tertentu, tetapi juga media itu dapat disebar ke seluruh penjuru tempat yang
diinginkan kapan saja.
Sekali informasi direkam dalam
format media apa saja, ia dapat direproduksi seberapa kali pun dan siap
digunakan secara bersamaan di berbagai tempat atau digunakan secara
berulang-ulang di suatu tempat. Konsistensi informasi yang telah direkam akan
terjamin sama atau hampir sama dengan aslinya.
Sedangkan
dikemukakan ciri-ciri umum adalah sebagai berikut:
1.
Media
pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai hardware (perangkat keras), yaitu
sesuatu benda yang dapat dilihat, didengar, atau diraba dengan pancaindera.
2.
Media
pendidikan memiliki pengertian nonfisik yang dikenal sebagai software (perangkat lunak), yaitu
kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isiyang
ingin disampaikan kepada siswa.
3.
Penekanan
media pendidikan terdapat pada visual dan audio.
4.
Media
pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik di dalam
maupun di luar kelas.
5.
Media
pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam
proses pembelajaran.
6.
Media
pendidikan dapat digunakan secara missal (misalnya: radio, televisi), kelompok
besar dan kelompok kecil (misalnya film, slide, video, OHP), atau perorangan
(misalnya: modul, computer, radio tape/kaset, video recorder).
7.
Sikap,
perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang berhubungan dengan
penerapan suatu ilmu.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran.
(Cetakan ke-15). 2011. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Hamalik, Oemar.
Media Pendidikan. (Cetakan ke-7). 1994. Bandung: PT. Citra Aditya Bhakti
Munadi, Yudhi. Media
Pembelajaran. (Cetakan ke-4). 2012. Jakarta: Gaung Persada
Sadiman,
Arief. Media Pendidikan. 2008. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada
http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2105399-ciri-ciri-umum-media-pembelajaran/#ixzz2OS6yaxj1 (di akses pada hari Minggu, 24 Maret 2013 pukul 20.00 WIB)
[1] Arsyad, Azhar, Media
Pembelajaran, 2011, (Jakarta: PT.
Raja Grafindo) hlm. 3
[2] Arsyad, Azhar, Media
Pembelajaran, 2011, (Jakarta: PT.
Raja Grafindo), hlm. 4
[3] Munadi, Yudhi, Media Pembelajaran, 2012, (Jakarta: Gaung
Persada), hlm. 7
[4] Arsyad, Azhar, Media
Pembelajaran, 2011, (Jakarta: PT.
Raja Grafindo), hlm. 6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar