Sebungkus Biskuit
Di suatu bandara, seorang
gadis tengah menunggu jadwal keberangkatan pesawat. Jadwal keberangkatan pesawatnya masih setengah
jam lagi. Sehingga, untuk menghilangkan kebosanannya, dia membeli biskuit dan
dia telah menyiapkan buku bacaan.
Sambil duduk menanti
keberangkatan pesawat, dia asik membaca buku. Ternyata, di sampingnya ada
seorang pria yang juga tengah membaca buku. Pria tersebut membaca buku sambil
sesekali memakan biskuit yang ada di dekatnya (di antara pria dan si gadis). Si
gadis pun merasa kesal, dalam pikirannya, kenapa pria tersebut memakan
biskuitnya tanpa meminta ijin terlebih dahulu kepadanya. Dia menganggap pria
tersebut tidak sopan. Namun, si pria hanya diam saja, dan tidak
memerdulikan.
Tiap si gadis mengambil satu
biskuit, si pria ikut memakan satu. Lama kelamaan, si gadis pun semakin geram
ingin memarahi si pria tersebut. Sampai akhirnya, tinggal satu biskuit yang
tersisa. Dengan santainya, si pria membagi biskuit terakhir itu menjadi dua
bagian. Sebagian dia makan, dan sebagian yang lainnya dia sisakan untuk si
gadis. Hal tersebut tentu membuat si gadis bertambah kesal dan emosi. Dia pun
tak bisa lagi menahan amarahnya. Dia beranjak dari tempat duduknya dan memarahi
si pria itu lalu pergi meninggalkannya sendirian. Dan kebetulan pesawatnya pun
akan segera take off.
Sekarang, si gadis telah
berada di dalam pesawat. Dia masih merasa kesal dengan kejadian tadi. Tiba-tiba
HP yang ada di dalam tasnya berbunyi. Namun setelah dia membuka tasnya, apakah
yang dia temukan? Ternyata di dalam tasnya ada sebungkus biskuit yang tadi dibelinya saat berada di bandara. Dalam
hatinya berkata, “Oh Tuhan..berarti biskuit yang dimakan si pria tadi adalah
biskuitnya, bukan biskuit saya”. Si gadis benar-benar sangat merasa malu atas
kelakuannya pada pria itu. Dia ingin sekali bertemu si pria tersebut untuk
meminta maaf kepadanya karena telah kesal dan memarahinya. Namun sayangnya
tidak bisa. Kini, dia hanya bisa merenungkan perbuatannya.
Ada 4 hal yang bisa dipetik dari kisah di atas:
1. Batu yang telah dilempar, tidak akan bisa kembali
2. Kata yang telah terucap, tidak akan bisa terhapus
3. Kesempatan yang telah hilang, tidak akan bisa datang kembali
4. Waktu yang telah berlalu, tidak akan bisa terulang
(Jum’at, 30 November 2012 pukul 16.00 WIB,
diceritakan oleh Dosen Teori Bilangan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar